Rabu, 04 Desember 2013

KEMBALI KE FORMULA AWAL MACD-TRIGER-BAR.

Jumat, 27 September 2013

LPKR 26092013

Hari ini gimana LPKR, naik? turun? atau Stagnant?

Rabu, 25 September 2013

HEM BENER TURUN

LPKR KAYAKNYA PALING PARAH SEMENTARA INI.
TAPI BESOK-BESOK SIH NGGAK TAU DEH.



ASRI 24092013

TREND PASAR ARAHNYA TURUN.


CL DULU AH.

Senin, 23 September 2013

TOTL 23092013

KELIATANNYA MELUNCUR DULU NIH. OK I WILL DO IT.

Numpang mejeng berita mobil listrik

Saya penggemar nomor wahid mobnas baik listrik maupun bensin.

Berikut artikel yang saya kutip dari  http://www.jpnn.com/read/2013/09/21/192096/Mobil-Listrik-Generasi-II-ITS-Siap-Pakai- mengenai : Mobil Listrik Generasi II ITS Siap Pakai Di-Charge Hanya 30 Menit, Kecepatan 150 Km/Jam.

SURABAYA - Mobil listrik ITS (EC ITS) generasi kedua sudah rampung. Kemarin sore (20/9) mobil itu langsung dibawa menghadap Rektor ITS Prof Triyogi Yuwono. Tak lama menunggu, mobil itu pun langsung dinaiki Triyogi bersama Ketua Tim Mobil Listrik ITS Nur Yuniarto mengelilingi halaman depan rektorat.
Cepat, lincah, tanpa suara bising. Itulah kesan sebagian orang saat melihat mobil berdesain sporty merah tersebut melaju. Memang EC ITS 2.0 itu mampu berlari hingga 150 km/jam tanpa suara bising khas mobil dengan tenaga baterai listrik. Spidometernya pun memakai komputer tablet.
Nur Yuniarto mengklaim mobil itu lebih sempurna daripada pendahulunya, EC ITS 1.0 berwarna putih, yang sempat terbakar beberapa waktu lalu.
"Kalau yang putih dulu hanya bisa melaju 50 km per jam," katanya.
Selain itu, mobil listrik generasi kedua itu tidak perlu waktu berjam-jam untuk mengisi daya baterai. "Cukup setengah jam fast charging dengan daya besar," katanya. Mobil itu digarap sejak lima bulan yang lalu.
Dia juga menjelaskan, pada mobil generasi kedua tersebut, tim mobil listrik ITS memperbaiki tingkat keamanannya. Bedanya dengan mobil listik ITS generasi pertama, baterai pada mobil generasi kedua tidak kentara di kap atau jok belakang mobil. "Kami memang sengaja menempatkannya di jok bawah sehingga distribusi beratnya merata dan aman," tuturnya.
Mobil dengan berat mencapai 1.500 kilogram itu pun dibuat dengan menelan biaya riset hingga Rp 400 juta. Nur juga menjelaskan bahwa mobil listrik tersebut lebih hemat empat kali lipat daripada mobil dengan bahan bakar bensin. "Kalau mobil biasa 1 liter 10 kilometer. Dengan mobil ini, bisa empat kali lipatnya, hingga 40 kilometer," jelasnya
Di sisi lain, Triyogi mengapresiasi penyelesaian mobil listrik yang tepat waktu sesuai dengan jadwal semula pada 20 September 2013. Dia bangga lantaran ITS bisa menunjukkan kepada Kemendikbud karena bisa membuat mobil nasional berkelas.
Namun, dia berharap karya ITS itu juga diapresiasi penuh oleh pemerintah agar bisa diproduksi masal. "Selama ini koordinasi antara akademisi, pebisnis, dan pemerintah di Indonesia sangat lemah," katanya. Karena itu, banyak produk dalam negeri yang potensial untuk dikembangkan malah gugur.
Dia mencontohkan kebijakan mendatangkan mobil murah impor oleh pemerintah. Kebijakan itu justru membuat cita-cita proyek mobil nasional jauh dari realisasi. "Kapan kita bisa maju kalau semuanya impor. Ada potensi, tapi industri dalam negeri tidak bisa menangkap," katanya.
Triyogi menyatakan akan membuka tangan sebesar-besarnya bila ada pabrikan yang mau melirik mobil karya ITS itu untuk diproduksi secara masal di Indonesia. "Tentu kami butuh goodwill dari pemerintah dan industri untuk mengembangkan menjadi skala masal," jelasnya.
Sesuai dengan rencana, mobil itu dan mobil generasi pertama yang berwarna putih akan dibawa Kemendikbud untuk dipamerkan di ajang APEC Oktober 2013. (kus/c10/end)

Sabtu, 21 September 2013

TOTL 20092013

Hari Jumat tgl 20 September 2013 terjadi penurunan index IHSG, tapi dua saham idola TOTL dan ADHI bertahan dan turun sedikit. Senin tgl 23 September diperkirakan saham ini dapat naik kalau tidak terjadi hal-hal luar biasa.

Kamis, 19 September 2013

Kebijakan The Fed dan efeknya ke IHSG.

IHSG sampai siang ini menguat 4.37% dari hari kemarin yaitu menjadi 4658.2 dari 4463.25 kemarin.
Hal ini tidak terlepas dari ditundanya tappering QE3 oleh The Fed dan penguatan harga komoditas. 
Dengan posisi ini, IHSG telah melewati level reisistence di 4550 dan bisa menembus level resistence berikutnya.
Selamat buat ADHI, TOTL, WIKA, SMRA, CTRA, BSDE, LPKR yang meningkat dengan signifikan.

ADHI 19092013

ADA PENGARUH GAK KEBIJAKAN THE FED KE IHSG?


Selasa, 17 September 2013

PROFIT TAKING ATAU DOWNTREND LAGI?


Senin, 16 September 2013

ADHI 16092013

PROSPEKTIF.


Menuju level 2000? Bisa lewat?


TOTL 16092013

NAIK-NAIK KEPUNCAK GUNUNG TINGGI-TINGGI SEKALI 
KIRI KANAN KULIAT SAJA BANYAK POHON ADHI KARYA, AHA.


Kamis, 12 September 2013

NEXT TARGET

PERLAHAN TAPI PASTI.


Selasa, 10 September 2013

TOTL one among the best.



Senin, 09 September 2013

TOTL 09092013

ADA SEDIKIT KEMAJUAN, HEEMMM...


Jumat, 06 September 2013

ADHI & TOTL ASOOYY GEBOY!!!


Kamis, 05 September 2013

TOTL 05092013

MANTAP KALI, ASOOY GEBOY...
SIKAT BLEH !!!

Rabu, 04 September 2013

TOTL 04092013

MASIH BERMAIN DAN BERSELANCAR, OYEE.



Selasa, 03 September 2013

Ha.. ha,, haa, mau kemenong om?


Sabtu, 31 Agustus 2013

TOTAL BANGUN PERSADA


KAYAKNYA UDAH WAKTUNYA ... BENER GAK BOS?
Setelah badai bulan Agustus, berharap bulan September ini pasar menjadi lebih baik. XMA-9, dan NEX tetap jadi andalan.

Kamis, 01 Agustus 2013

MEMASUKI LIBUR PANJANG PARA PEMAIN SUDAH MULAI CUTI, JADI WAJAR KALAU KONDISI PASAR MEMBLE BEGINI.

Rabu, 31 Juli 2013

Para bandar ini benar-benar bikin saya marah. Bakayaroo yo omae tachi!!!

Senin, 29 Juli 2013

McD menunjukkan tanda-tanda downtrend, apa perlu keluar dulu?

Selasa, 02 Juli 2013

Menghadapi pasar yang lagi gak jelas (down).

Ketika pasar sedang down, ada dua hal yang bisa dilakukan: Tiarap, atau hunting. Tiarap mungkin selamat tapi minim hasil, hunting bisa dapat hasil atau malah dicakar beruang. Pilihan terserah anda.

Senin, 17 Juni 2013

Welcome to Mc Donalds World.

Kamis, 09 Mei 2013

Tuhan tidak memberikan ilmunya kepada manusia sekali gus tapi dicicil disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Pada abad 19, tidak terbayangkan bahwa pada abad 20 industri sudah demikian maju, teknologi juga mencapai tahap yang canggih. Kita menjadi masyarakat modern yang tidak dapat hidup tanpa gadget dan listrik. Seratus tahun kemudaian, apa yang akan terjadi? Pasti mereka mengatakan bahwa nenek moyang saya yang hidup pada abad 20 benar-benar dalam kesederhanaan, dan teknologi yang dikuasainyapun sangat sederhana. Sementara Tuhan masih menyimpan tumpukan ilmuNya yang belum dibagikan kepada manusia. Kalau demikian betapa kecil dan tidak berartinya manusia dibandingkan dengan Tuhan, dan masih pantaskah kita sombong dan menganggap Tuhan tidak ada apa-apanya? Semoga manusia sadar dan lebih mendekatkan dirinya kepada Tuhan yang menguasai segala ilmu. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahukabar!!! La haula wala kuata illa billahil aliyil azim (tidak ada daya upaya manusia selain izin dari Allah Subhanahuwataala).

Minggu, 28 April 2013

Personally I am not happy with the government plan to implement two kinds of fuel price.
Negative Impact of  Two fuel price Policies.
1. Motor added a lot.
2. People who die from motorcycle accidents increased (70% crash is wheeled).
3. Jakarta will become chaotic city as in Vietnam because the amount of the bike is like crazy.
4. Occurred long queues at stations for
filling cheap petrol.
5. Are there any country has implemented this best practice policy?
6. Occurs of selling cheap fuel from cheap fuel buyers to the private car (underground market).
7. This policy does not encourage people to use the MRT.
8. Some car manufacturers or traders will switch into the motor cycle manufacturer or trader.
9. Supervision of the implementation of this policy is difficult and need a big cost.
10. Additional cost for Pertamina and gas stations to buy new equipment.

Senin, 21 Januari 2013



PERKEMBANGAN UTANG INDONESIA.
1.    Total Utang.
Tabel-1 Perkembangan Utang Pemerintah 2004-2012
(dalam triliun rupiah).
Tahun
Posisi Utang
PDB IHK
Rasio utang atas PDB
2004
1.299
2.296
57%
2005
1.313
2.774
47%
2006
1.302
3.339
39%
2007
1.389
3.949
35%
2008
1.637
4.951
33%
2009
1.591
5.613
28%
2010
1.676
6.423
26%
2011
1.813
7.227
25%
 2012 *)
1956
8120
24%
Sumber: APBN
*) Angka prediksi.
Beberapa hal yang menarik untuk diamati pada tabel-1 adalah sebagai berikut: Terjadi trend penurunan rasio utang dalam kurun waktu 2004 sampai 2012. Kalau pada tahun 2004 rasio utang atas PDB adalah 57%, atau outstanding utang Indonesia melebih separuh dari nilai PDB. Maka pada tahun 2011 rasio utang Indonesia terhadap PDB turun signifikan menjadi 25%. Pada tahun 2012, rasio utang terhadap PDB bahkan diprediksi akan turun menjadi 24%. Secara teoritis, hal ini jelas mengurangi resiko utang Indonesia, dan membuat solvabilitas pemerintah semakin meningkat. Hal ini menjadi pengamatan beberapa lembaga pemeringkat dunia seperti Fitch Rating, dan Moodys Investor Rating yang telah menaikkan peringkat Indonesia menjadi investment grade pada tahun 2011. Kenaikan investment grade ini diprediksi akan meningkatkan arus penaman modal asing (PMA) yang akan masuk ke Indonesia.
Prediksi ini terbukti dengan laporan realisasi PMA untuk kuartal satu 2012 yang tertinggi sepanjang sejarah.[1] Menurut BKPM, pada kuartal I-2012 realisasi investasi PMA tercatat sebesar Rp51,5 triliun atau naik 30,3% bila dibanding periode sama tahun 2011.
Lima sektor usaha terbesar adalah sektor pertambangan US$ 1,1 miliar, transportasi, gudang dan telekomunikasi US$0,8 miliar, tanaman pangan dan perkebunan US$ 0,4 miliar, industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik US$0,5 miliar, dan sektor industri alat angkutan dan transportasi lainnya US$0,4 miliar. Sedangkan berdasarkan lokasi proyek yang tertinggi adalah DKI Jakarta US$1,2 miliar, Jawa Barat US$1,1 miliar, Banten US$0,6 miliar, Sulawesi Selatan US$0,4 miliar, dan Nusa Tenggara Barat US$0,4 miliar.
Adapun Negara investor terbesar adalah Singapura US$1,2 miliar, diikuti oleh Jepang US$0,6 miliar, Korea Selatan US$0,5 miliar, British Virgin Islands US$0,3 miliar, dan Belanda US$0,3 miliar.
Rasio utang Indonesia ini lebih rendah dari rata-rata rasio utang Negara berkembang terhadap PDB yaitu 39%, dan lebih rendah lagi kalau dibandingkan dengan Negara maju yang rata-ratanya 109% dari PDB (Wakil Menteri Keuangan  Anny Ratnawati).[2]
2.    Utang Luar Negeri

Tabel-2
Outstanding Pinjaman LN dan rasio terhadap PDB
(2006-2011)
Tahun
Utang LN
Utang LN
PDB IHK
Rasio terhdp
US$ billion
Rp triliun
Rp triliun
PDB
2006
73.01
657.00
3,339.00
19.68%
2007
76.92
692.28
3,949.00
17.53%
2008
85.14
766.22
4,951.00
15.48%
2009
90.85
817.68
5,613.00
14.57%
2010
106.86
961.74
6,423.00
14.97%
2011
112.96
1,016.66
7,227.00
14.07%
            Sumber : Bank Indonesia (diolah).
Mengamati perkembangan utang luar negeri Indonesia pada tabel-2 terlihat beberapa hal yang menarik yaitu: Selama kurun waktu 2006-2012, utang luar negeri pemerintah cenderung meningkat yaitu dari US$ 75.82 miliar pada tahun 2006, menjadi US$ 123.23 miliar pada tahun 2011, atau terjadi peningkatan sebesar 62,53% selama 5 tahun. Namun peningkatan utang pemerintah ini masih lebih rendah kalau dibandingkan dengan peningkatan utang luar negeri swasta. Tahun 2006 utang luar negeri swasta adalah US$ 56.81 miliar, meningkat menjadi US$ 100.44 milar pada tahun 2011, atau terjadi peningkatan sebesar 76,8% selama 5 tahun. Peningkatan utang luar negeri ini bisa dikatakan masih sehat karena lebih rendah dari peningkatan pertumbuhan nominal PDB dalam kurun waktu yang sama. Namun mengingat beberapa konsekuensi atau resiko dari adanya utang luar negeri yang kadang-kadang sulit diantisipasi oleh pemerintah, maka azas prudensial dalam pinjaman luar negeri ini tetap harus diterapkan.
Tabel-3 Posisi Utang Luar Negeri Indonesia menurut jenis mata uang.
(dalam juta dolar Amerika).
Tahun
Dolar Amerika
Yen Jepang
SDR
GBP
Euro
CHF
IDR
Lainnya
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
2006
77,237
30,336
1,762
1,409
10,868
486
9,496
1,038
132,633
2007
80,487
30,732
2,208
1,339
11,309
464
13,847
794
141,180
2008
93,570
36,675
2,688
973
10,204
405
9,634
930
155,080
2009
100,991
34,764
6,240
888
9,411
380
17,560
2,635
172,871
2010
113,746
40,602
6,363
778
7,809
397
30,302
2,416
202,413
2011
129,152
43,251
6,548
747
7,633
402
33,525
2,419
223,676
Sumber: Bank Indonesia.
Dalam pinjaman luar negeri Indonesia, mata uang dolar Amerika Serikat mendominasi nilai pinjaman diikuti oleh pinjaman dalam mata uang yen Jepang. Pinjaman dalam mata uang rupiah juga mulai meningkat cukup tajam, bahkan peningkatannya merupakan yang tertinggi yaitu dari US$ 9.49 miliar pada tahun 2006 menjadi US$ 33.52 miliar pada tahun 2011. Hal ini dapat diartikan terjadi peningkatan kepercayaan dari kreditor terhadap stabilitas mata uang rupiah, sehingga mereka berani memberikan pinjaman dalam mata uang rupiah.
Mata uang yang juga meningkat cukup tajam kontribusinya adalah Special Drawing Right (SDR), mata uang yang dikeluarkan oleh IMF. Sedangkan mata uang yang mengalami penurunan kontribusinya adalah Euro dan GBP poundsterling. Hal ini sejalan dengan menurunnya pinjaman luar negeri Indonesia dari Negara Eropa dan Inggris.
Meningkatnya pinjaman luar negeri Indonesia dalam beberapa mata uang yang tidak hanya terkonsentrasi pada dollar Amerika merupakan hal yang positif untuk menyebar resiko nilai tukar.

Tabel-4 Posisi Utang Luar Negeri Indonesia menurut Negara kreditor.
(dalam juta dolar Amerika).
Tahun
Amerika
Jepang
Singapura
Belanda
Lain-lain
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2006
12,477
32,951
13,884
11,795
26,591
99,704
2007
13,084
32,230
15,806
13,841
26,939
103,907
2008
16,834
37,825
20,016
13,365
27,744
117,792
2009
20,247
35,780
22,338
15,781
29,838
125,993
2010
21,422
41,638
24,724
15,732
29,735
135,261
2011
24,899
45,438
33,624
14,898
34,563
155,433
Sumber: Bank Indonesia.
Pinjaman luar negeri Indonesia bersumber dari pinjaman bilateral dan pinjaman dari multilateral atau badan-badan keuangan dunia. Berdasarkan pinjaman dilihat dari Negara kreditor ada empat Negara yang dominan dalam memberikan pinjaman kepada Indonesia. Tidak mengejutkan kalau Negara-negara ini menjadi Negara-negara dengan porsi pinjaman terbanyak kepada Indonesia. Pertama terbanyak adalah Jepang yang pada tahun 2011 memberikan pinjaman sebesar 45,44 miliar dolar Amerika. Kedua adalah Negara tetangga sesama anggota ASEAN yaitu Singapura sebesar 33,62 miliar. Sementara Amerika Serikat dengan jumlah pinjaman pada tahun 2011 sebesar 24,89 dollar Amerika berada pada posisi ketiga. Belanda merupakan Negara pemberi pinjaman terbanyak keempat yaitu sebesar 14,89 miliar dolar Amerika. Indonesia juga menerima pinjaman dari banyak Negara lainnya baik dari Eropa maupun Asia yang jumlahnya pada tahun 2011 sebesar 34,56 miliar dolar Amerika Serikat.
Meningkatnya peran Singapura sebagai sumber utang luar negeri Indonesia merupakan hal yang positif karena mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap utang dari dua Negara besar yang selama ini menjadi sumber utama utang luar negeri Indonesia yaitu Jepang dan Amerika Serikat. Peranan Negara-negara lain diluar empat Negara utama (Amerika Serikat, Jepang, Singapura dan Belanda) juga cukup signifikan. Pada tahun 2011 pinjaman luar negeri Indonesia dari Negara lain-lain tersebut mencapai US$ 34.56 miliar, lebih besar dari pinjaman kepada Amerika Serikat yang US$ 24.89 miliar. Dari angka ini bisa disimpulkan bahwa pinjaman utang luar negeri Indonesia sudah menyebar dan hal ini baik untuk menghindari tekanan politik dan persyaratan pinjaman yang ketat (tight borrowing) dari suatu Negara.

Tabel-5 Posisi Utang Luar Negeri Indonesia menurut lembaga kreditor.
(dalam juta dolar Amerika).

Tahun
ADB
IBRD
IDA
IDB
IFAD
IMF
Lain-lain
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
2006
9574
7421
1322
397
74
-
213
19001
2007
10464
6822
1552
232
79
-
193
19342
2008
11206
6964
2001
256
78
-
171
20676
2009
11233
7871
2231
315
77
3093
150
24970
2010
11636
9052
2315
405
81
3050
128
26667
2011
11389
9010
2348
421
122
3104
116
26510
Sumber: Bank Indonesia.
Sebagaimana telah disebutkan dimuka, sumber pinjaman luar negeri Indonesia berasal dari bilateral dan multilateral. Pinjaman terbesar bersumber dari Asian Development Bank (ADB). Berikutnya adalah Bank Dunia yaitu IBRD dan IDA. Ada juga pinjaman dari IMF yaitu sebesar 3,1 miliar dolar Amerika[3] yang dilakukan pada tahun 2009. Pinjaman luar negeri dari lembaga multilateral ini tidak sebesar pinjaman yang bersumber dari bilateral. Perkembangannyapun tidak signifikan, selama lima tahun untuk pinjaman yang bersumber dari ADB hanya meningkat sebesar 18,96%, IBRD meningkat 21,41%, IDA meningkat 77,6% namun peningkatannya mulai melambat sejak tahun 2009.[4] Hal yang mencolok disini adalah bahwa kontribusi Islamic Development Bank (IDB) dalam pinjaman luar negeri Indonesia sangat rendah. Tahun 2011 jumlah pinjaman luar negeri yang berasal dari IDB hanya sebesar 421 juta dolar Amerika.
Dalam sebuah seminar pernah juga disinggung tentang kurangnya minat Indonesia untuk meminjam dari IDB. Malahan Negara seperti Pakistan jumlah pinjamannya termasuk yang tertinggi dibandingkan Negara-negara lain. Dalam hubungan dengan IDB Indonesia juga kurang begitu menonjol tergambar dari adanya perwakilan IDB di Malaysia, sedangkan di Indonesia hanya kantor cabang yang menginduk ke perwakilan IDB di Malaysia.
Hal ini sebenarnya kurang baik karena seharusnya peranan IDB dapat dimanfaatkan oleh Indonesia tidak hanya dari sisi sumber pinjaman LN saja, tetapi dapat dijadikan kendaraan bagi penetrasi pasar para eksportir Indonesia ke wilayah Timur Tengah yang saat ini ekonominya sedang mengalami booming.
Tabel-6 Posisi Utang Luar Negeri Indonesia menurut Jangka Waktu
dan Kelompok Peminjam.
Tahun
Utang Jangka Pendek
Utang jangka Panjang
Total
Pemerintah
BI
Swasta
Pemerintah
BI
Swasta
Pemerintah
BI
Swasta
2006
-
2,009
10,199
73,055
756
46,614
73,055
2,765
56,813
2007
-
2,977
15,676
76,920
717
44,889
76,920
3,695
60,565
2008
-
782
19,706
85,136
682
48,774
85,136
1,465
68,480
2009
-
4,709
19,341
90,853
3,703
54,265
90,853
8,412
73,606
2010
1496
8,134
23,417
105,364
3,630
60,372
106,860
11,764
83,789
2011
1090
6,642
31,200
111,871
3,630
69,242
112,962
10,272
100,442










Sumber: Bank Indonesia.
Berdasarkan jangka waktu, utang luar negeri Indonesia terbagi atas utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Untuk utang jangka pendek didominasi oleh utang swasta, sedangkan utang jangka pendek pemerintah jumlahnya sedikit sekali. Pada tahun 2011 utang jangka pendek pemerintah hanya 1,09 miliar dolar Amerika, sementara utang pihak swasta sebesar 31,2 miliar dolar Amerika. Sedangkan untuk utang jangka panjang, utang pemerintah lebih dominan dari swasta walau utang pihak swastapun cukup besar. Untuk perbandingan, pada tahun 2011 outstanding utang jangka panjang pemerintah adalah 111,87 miliar dolar Amerika, sedangkan swasta adalah sebesar 69,24 miliar dolar Amerika.
Dengan jumlah utang pemerintah yang mencapai US$ 112.96 miliar pada tahun 2011, telah terjadi peningkatan utang luar negeri sebesar 54.63 persen dibandingkan dengan utang luar negeri pemerintah pada tahun 2006 yang mencapai jumlah US$ 73.05 miliar. Kenaikan nilai utang luar negeri selama 5 tahun terakhir perlu dicermati walau jumlahnya sangat rendah bila dibandingkan dengan PDB Indonesia yang sudah mencapai US$ 816 miliar pada tahun 2011, atau rasio utang luar negeri terhadap PDB pada tahun 2011 adalah 13,84 persen.
Tabel-7 Penarikan Utang Luar Negeri Indonesia
Tahun
Pemerintah/BI
Pemerintah
BI
Swasta
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(9)
2006
5,421
5,421
-
23,256
28,667
2007
5,434
5,434
-
27,833
33,267
2008
9,068
9,068
-
37,081
46,149
2009
11,429
8,305
3,124
35,915
47,343
2010
6,593
6,593

47,033
53,625
2011
3,027
3,027

67,819
70,846






Sumber: Bank Indonesia.
Penarikan atau disbursement utang luar negeri Indonesia saat ini didominasi oleh utang swasta, sedangkan disbursement utang luar negeri pemerintah cenderung mengalami penurunan. Penarikan utang pemerintah agak meningkat pada tahun 2009 disebabkan oleh terjadinya krisis keuangan di Amerika Serikat yang menular efeknya sampai ke Indonesia dan mulai terasa pada tahun 2009. Namun di dua tahun terakhir (2010 dan 2011), disbursement utang luar negeri pemerintah kembali mengalami penurunan. Sedangkan Bank Indonesia melakukan penarikan pinjaman luar negeri pada tahun 2009 juga berkaitan dengan krisis keuangan, dan sumbernya adalah dari IMF (lihat tabel-7). Keliatan sekali kalau pihak swasta melakukan disbursement yang cukup besar dan pada tahun 2011 mencapai puncaknya yaitu sebesar 67,82 miliar dolar Amerika, namun besaran ini dipengaruhi oleh banyaknya utang jangka pendek pihak swasta yang tentunya in out-nya cukup tinggi.
Rendahnya disbursement ini perlu mendapatkan perhatian karena memiliki beberapa implikasi yang kurang baik. Pertama, rendahnya disbursement akan mengurangi efek stimulus dari utang luar negeri terhadap perekonomian. Kedua, rendahnya disbursement juga merugikan, karena walau disbursement rendah pemerintah tetap harus membayar commitment fee sesuai dengan jumlah pinjaman luar negeri yang disepakati. Ketiga, rendahnya disbursement juga merupakan cerminan dari lemahnya perencanaan utang luar negeri yang tidak bisa match dengan kebutuhan dan kemampuan pengelolaan utang yang sebenarnya (mismanagement).
Kondisi ini memerlukan pembuatan model perencanaan utang luar negeri yang shopisticated untuk mengurangi terjadinya mismanagement seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Badan Kebijakan Fiskal selaku otoritas yang bergelut dengan masalah kebijakan, termasuk didalamnya kebijakan pinjaman luar negeri, harus mengambil peran yang lebih signifikan dimasa datang untuk meminimalisir terjadinya mismanagement khususnya pada pembuatan kebijakan perencanaan utang luar negeri.
Tabel-8 Pembayaran Utang Luar Negeri Indonesia
Tahun
Pemerintah dan BI
Pemerintah
Bank Indonesia
Swasta
Pokok
Bunga
Pokok
Bunga
Pokok
Bunga
Pokok
Bunga
2006
14,310
2,949
5,761
2,588
8,369
361
21,271
1,410
2007
6,367
3,640
6,322
3,603
45
37
25,082
2,381
2008
6,405
2,810
6,334
2,780
71
30
33781
1929
2009
6,742
2,768
6,674
2,755
68
12
30245
1624
2010
5,405
2,743
5,356
2,734
48
8
44089
2112
2011∆
2,275
1,713
2,212
1,701
63
11
52984
1554
Sumber: Bank Indonesia. ∆= Angka sementara
Setelah sebelumnya dibahas perkembangan penarikan (disbursement) utang luar negeri, berikut akan dibahas realisasi pembayaran utang luar negeri. Pada utang pemerintah, terjadi kecenderungan penurunan pembayaran baik pokok utangnya maupun bunganya. Setelah mencapai puncaknya pada tahun 2009, pembayaran utang pemerintah pada tahun 2010 mengalami penurunan. Disisi utang swasta justru terjadi sebaliknya, dimana pembayaran utang baik pokok maupun bunganya terus mengalami kenaikan. Khusus pokoknya pada tahun 2010 pembayaran pokok utang sudah mencapai nilai  44.08 miliar dolar Amerika jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pembayaran pokok utang pemerintah yang hanya 5.35 miliar dolar Amerika.
Kalau dikaitkan dengan nilai APBN tahun 2010 yang mencapai 1.053 triliun rupiah, pembayaran pokok utang luar negeri pemerintah plus bunga adalah US$ 8.09 miliar atau kalau dikurskan dengan rupiah Rp 9.000 per US$ 1, hasilnya sama dengan Rp 72,81 triliun  atau rasio pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap APBN adalah 6.91%. Suatu jumlah yang tidak terlampau signifikan dan kelihatannya belum akan menggangu solvabilitas APBN.      

SZK.


[1] Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan di Jakarta, Senin (23/4/2012).
[2] http://www.depkeu.go.id/ind/Read/?type=ixNews&id=23629&thn=2012&name=br_010612_1.htm (Banyak Utang Jatuh Tempo, Rasio Utang Terhadap PDB Meningkat Pada Bulan Mei).
[3]  pinjaman Bank Indonesia dari IMF untuk keperluan likuiditas.
[4]  IBRD adalah international bank for reconstruction and development, beranggotakan 187 negara.
IDA adalah International Development Association bagian dari World Bank yang fokus pada Negara-negara termiskin didunia dengan memberikan pinjaman tanpa bunga.



--
Posting oleh SUPARMAN ZEN KEMU ke SUPARMAN ZEN KEMU pada 1/19/2013 10:23:00 AM