Tuhan tidak memberikan ilmunya kepada manusia sekali gus tapi dicicil disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Pada abad 19, tidak terbayangkan bahwa pada abad 20 industri sudah demikian maju, teknologi juga mencapai tahap yang canggih. Kita menjadi masyarakat modern yang tidak dapat hidup tanpa gadget dan listrik. Seratus tahun kemudaian, apa yang akan terjadi? Pasti mereka mengatakan bahwa nenek moyang saya yang hidup pada abad 20 benar-benar dalam kesederhanaan, dan teknologi yang dikuasainyapun sangat sederhana. Sementara Tuhan masih menyimpan tumpukan ilmuNya yang belum dibagikan kepada manusia. Kalau demikian betapa kecil dan tidak berartinya manusia dibandingkan dengan Tuhan, dan masih pantaskah kita sombong dan menganggap Tuhan tidak ada apa-apanya? Semoga manusia sadar dan lebih mendekatkan dirinya kepada Tuhan yang menguasai segala ilmu. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahukabar!!! La haula wala kuata illa billahil aliyil azim (tidak ada daya upaya manusia selain izin dari Allah Subhanahuwataala).